Team Drumband TK Islam Al
Azhar 17 Bintaro yang diberi nama Gema Suara Albin (GSA) mendulang prestasi. Setelah
tanggal 1 Maret 2014 yang lalu berhasil memenangkan juara umum Marching in
Harmony untuk kategori konser TK di gedung POPKI-Cibubur, tanggal 29 Maret
2014, GSA kembali meraih juara umum dalam ajang prestasi Detos Kids Fun
Marching Band 8 di Depok. Alhamdulillah, bulan Maret 2014 ini memang bulan yang
penuh berkah untuk team GSA yang mampu mempersembahkan awal dan akhir yang
baik.
Sebelum lomba seluruh guru
pendamping, pelatih, dan team GSA berdoa bersama dipimpin oleh Bu Lista Fitri,
S.Pd., Kepala TK Islam Al Azhar 17 Bintaro. Untuk lomba kali ini sebetulnya
banyak kendala teknis yang membuat dag dig dug guru dan pelatih. Menjelang
lomba, sebagian anak GSA sedang dalam kondisi yang kurang fit. Tiga personil
GSA bahkan betul-betul tidak bisa hadir karena sakit. Ketika team GSA sudah
dipanggil untuk tampil, seorang personil GSA belum hadir karena terjebak macet.
Syukurlah dia bisa datang nyaris ketika GSA sudah siap tampil meski terpaksa harus
melompat tembok pembatas agar bisa segera bergabung dengan team GSA di arena
lomba. Alhamdulillah untuk beberapa pemain yang memegang posisi kunci, meski kondisinya
kurang sehat juga, demi team GSA, mereka berusaha keras untuk hadir dan tampil
maksimal.
Berlokasi di pelataran depan
Depok Town Square (Detos), dengan nomor urut 10, GSA tampil sekitar pukul 12
siang, di tengah teriknya matahari yang menyengat. Dengan seragam marching biru
bernuansa Islami, 36 peserta marching Gema Suara Albin (GSA), tampak
cantik-cantik dan gagah-gagah. Mereka terdiri atas 1 field commander, 2 pemain
quarto drum, 3 pemain bass drum, 12 pemain snar drum, 7 pemain bellira, 1
pemain metallophone, 3 pemain simbal, dan 7 pemain colour guard. Mereka siap
unjuk kemampuan mereka setelah berlatih berbulan-bulan melalui program ekskul
drumband yang diselenggarakan setiap hari Senin dan Kamis di sekolah.
Untuk lomba yang kedua ini,
pelatih menambah satu lagu lagi yaitu "Jagalah Hati" sebagai
pendamping lagu sebelumnya yaitu "Assalamu'alaikum" dan "Ada
Anak Bertanya pada Bapaknya". Semua lagu yang diaransir oleh pelatih
drumband Kak Gery dan Kak Agus ini memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi
untuk ukuran kemampuan anak usia TK, karena memiliki ritme cepat bahkan ada
yang digubah dengan irama salsa. Namun berkat ketekunan anak-anak GSA, meski
belum terlalu lama diajarkan mereka mampu mengusai dengan sangat baik.
Ketegangan menjelang lomba dan
teriknya matahari yang menyengat ternyata tidak membuat pudar penampilan team
GSA. Tetap kompak, dinamis, dan semangat. Alhamdulillah doa kami untuk
kelancaran dan kesuksesan perlombaan kali ini dikabulkan oleh Allah Swt. Tidak
sia-sia koordinator dan pelatih GSA menunggu pengumuman hingga malam karena “Juara
Umum” kembali diraih. GSA berhasil mendapatkan peringkat pertama untuk the best
analisa percussion, general effect, costum dan field commander. Selain itu
mendapat peringkat kedua untuk the best analisa horn line dan peringkat ketiga
the best analisa colour guard.
Sebelumnya, Hani, murid
kelompok B1 TKIA17, field commander GSA yang cantik tetapi tegas, di ajang
prestasi Marching in Harmoni berhasil meraih penghargaan sebagai field
commander terbaik kategori konser. Namun karena kondisi yang kurang fit untuk
lomba yang kedua kalinya di Detos Kids Fun Marching Band 8, semula ia tidak terlalu berharap banyak akan
kembali menjadi yang terbaik, tetapi ternyata Hani masih tetap yang terbaik.
“Hani sebetulnya sedang sakit.
Beberapa kali latihan di sekolah, Hani tidak bisa ikut. Hani sakit
muntah-muntah dan panas. Tapi Hani ingat, kalau Hani tidak datang ke perlombaan,
tidak ada yang menggantikan Hani. Kasihan teman-teman yang lain. Bagaimana
jadinya permainan drumband, tanpa field commander. Mama ikut mendukung Hani
supaya terus semangat. Hani rajin minum obat dan vitamin. Meskipun tidak bisa
masuk sekolah, di rumah Hani berlatih sendiri di depan kaca. Alhamdulillah
meski belum sembuh benar, pada saat perlombaan Hani merasa diberi kekuatan sehingga
bisa memimpin team drumband sampai selesai. Hani tidak menyangka ternyata untuk
lomba di Detos ini, Hani kembali mendapat peringkat 1 field commander.” cerita
Hani dengan tersipu dan semu merah di pipi tak mampu menyembunyikan ekspresi
bahagianya.
Ada lagi cerita mama Pram,
tentang anaknya yang berangkat lomba dalam keadaan sakit.
“Sehari sebelum lomba Pram
demam. Di rumah saya cuma obati dengan obat penurun panas. Pram memang tipe
anak yang tidak bisa diam. Meski badannya panas tetap saja main dengan
teman-temannya di rumah. Akibatnya esok paginya dia terlihat lemas dan masih
demam. Ketika akan berangkat dan saya tanya apa dia siap, Pram tidak berkata
apapun hanya menangis. Saya tahu ketika dia menangis tandanya dia ingin sekali
berangkat walaupun badan rasanya tidak karuan. Pram berangkat seadanya tanpa
mandi. Ayahnya menggendong Pram ke mobil. Di lokasi baru kita ganti bajunya.
Pram bukan anak yang manja. Dia tahu tanggung jawabnya, sehingga tak secuilpun
keluhan keluar dari mulutnya. Saat lomba saya lihat dia menghela nafas panjang
mungkin untuk menguatkan dirinya. Selesai lomba Pram yang terlihat lemas langsung
kami papah dan kami segera bawa dia ke dokter. Pram sadar di drumband dia adalah
pemain inti bass drum yang tanpa kehadirannya berarti ada ketukan yang hilang.
Saya sendiri juga optimis GSA akan juara karena pilihan lagunya bagus dan enak
didengar. Sayang kalau Pram tidak ikut padahal sudah latihan lama. Lebih
daripada itu Pram memang cinta drumband dan cinta futsal. Alhamdulillah team drumband
berprestasi, team futsal juga mendapat juara pertama hingga 3 kali
berturut-turut. Terakhir dia mampu mengkhatamkan Al-Qur’an sebelum lulus TK
dibimbing guru iqra’nya. Itu sebenarnya alasan kuat mengapa Pram saya
sekolahkan di TK Islam Al-Azhar 17. Karena di TK ini anak saya berpeluang
banyak meraih prestasi. Piala Pram yang terpajang di rumah sudah banyak sekali.
Subhanallah…”
Drumband hakikatnya adalah
kerjasama team. Ibarat anggota tubuh, sakit satu, tidak akan sempurna kerja
yang lain. Hal ini tampaknya disadari betul oleh anak-anak GSA. Mereka belajar
untuk tidak egois. Mereka berpikir bahwa teman-temanku membutuhkanku juga
sebaliknya. Meski didukung oleh kepala sekolah dan orang tua murid yang hebat,
pelatih yang handal dan guru pembimbing yang baik, namun ini sejatinya adalah kemenangan
anak-anak. Ada haru melihat perjuangan mereka untuk menuntaskan perlombaaan
dengan sangat baik dan cantik. Bravo ! Sekali lagi, selamat anak-anak Gema Suara
Albin 2014 !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar